Dark Mode Light Mode

Menjelajahi Persimpangan Budaya dan Modernitas

Budaya dan modernitas bukan dua kutub yang bertolak belakang. Justru, keduanya bisa saling menguatkan jika kita mampu menemukan titik temu yang tepat

Cimahi, EDUKARYA Di era sekarang, kita hidup dalam dunia yang serba cepat dan terus berubah. Teknologi berkembang pesat, gaya hidup ikut berubah, tapi di sisi lain, nilai-nilai budaya tetap jadi bagian penting dari jati diri kita. Lalu, bagaimana budaya dan modernitas bisa berjalan beriringan?

1. Budaya Bukan Hal Kuno

Sering kali orang menganggap budaya itu kuno, kolot, atau ketinggalan zaman. Padahal, budaya justru memberi kita akar—identitas dan arah di tengah derasnya arus globalisasi. Tanpa budaya, kita bisa kehilangan arah dan merasa asing di tanah sendiri.

2. Modernitas Bukan Musuh Tradisi

Menjadi modern bukan berarti harus meninggalkan budaya. Kita bisa memakai batik sambil kerja di startup, atau tetap melestarikan bahasa daerah sambil aktif di media sosial. Budaya bisa hidup dalam bentuk baru yang relevan dengan zaman.

3. Media Sosial dan Budaya Pop

TikTok, Instagram, dan YouTube jadi tempat baru untuk mengekspresikan budaya. Banyak anak muda yang kini memperkenalkan tari tradisional, kuliner lokal, bahkan cerita rakyat lewat konten digital. Inilah contoh nyata bagaimana budaya dan modernitas bisa saling mendukung.

4. Inovasi Berbasis Kearifan Lokal

Banyak inovasi modern yang sukses karena berakar dari budaya lokal. Misalnya, desain arsitektur ramah lingkungan yang terinspirasi dari rumah adat, atau sistem pertanian modern yang mengadaptasi cara tanam tradisional. Ini bukti bahwa budaya bisa jadi sumber inspirasi masa depan.

5. Menjaga, Bukan Sekadar Melestarikan

Budaya bukan hanya untuk dikenang, tapi juga dijalani. Kita bisa menjaganya dengan cara yang sederhana: mengenalkan kepada generasi muda, menjadikannya bagian dari gaya hidup, dan terus mengembangkannya sesuai zaman.


Kesimpulan:

Budaya dan modernitas bukan dua kutub yang bertolak belakang. Justru, keduanya bisa saling menguatkan jika kita mampu menemukan titik temu yang tepat. Dengan memahami dan mencintai budaya sendiri, kita bisa jadi warga dunia tanpa kehilangan siapa diri kita sebenarnya. Doni TP

Dapatkan informasi terbaru dari kami

Dengan menekan tombol Subscribe, Anda mengonfirmasi bahwa Anda telah membaca dan menyetujui Kebijakan Privasi dan Persyaratan Penggunaan kami.
Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang untuk Tumbuh

Next Post

"Kerja iya, hobi ok"