Dark Mode Light Mode

Dapatkan informasi terbaru dari kami

Dengan menekan tombol Subscribe, Anda mengonfirmasi bahwa Anda telah membaca dan menyetujui Kebijakan Privasi dan Persyaratan Penggunaan kami.
Jadilah Siswa yang Unik
Guru yang Dirindukan

Guru yang Dirindukan

“Bukan karena ilmunya saja, tapi karena hatinya. Bukan karena kepandaiannya, tapi karena kepeduliannya.”

Karena guru sejati, tidak sekadar hadir saat mengajar—ia tinggal dalam hati, lama setelah muridnya pergi

“Bukan karena ilmunya saja, tapi karena hatinya. Bukan karena kepandaiannya, tapi karena kepeduliannya.”

Setiap kita pasti memiliki satu nama guru yang tak pernah hilang dari ingatan. Bukan semata karena pelajarannya mudah dipahami, tetapi karena caranya hadir begitu tulus. Ia mendidik bukan hanya dengan lisan, tetapi dengan kasih dan keteladanan.

Sosok seperti inilah yang disebut “guru yang dirindukan”—ia yang kehadirannya menyemai semangat, dan kepergiannya meninggalkan jejak yang mendalam.


Siapakah Guru yang Dirindukan Itu?

1. Ia yang Mengajar dengan Hati, Bukan Sekadar dengan Buku

Ia memahami bahwa murid adalah jiwa yang sedang tumbuh, bukan sekadar angka dalam daftar nilai. Ia mendengarkan lebih banyak daripada memerintah, dan lebih peduli pada karakter dibanding sekadar capaian akademik.

2. Ia yang Tidak Menggurui

Ia tidak menempatkan diri sebagai menara gading. Ia membuka ruang dialog, belajar bersama, dan menyambut rasa ingin tahu murid dengan hangat—bukan dengan nada menghakimi.

3. Ia yang Menyentuh, Bukan Hanya Menyampaikan

Kata-katanya tidak hanya masuk ke telinga, tetapi meresap ke dalam hati. Ucapannya mampu menghidupkan kembali semangat yang hampir padam, dan mengubah keraguan menjadi keberanian.

4. Ia yang Hadir Saat Dibutuhkan

Ia mungkin tak selalu bicara, tapi keberadaannya terasa. Ia hadir dalam diam yang menenangkan, dalam dukungan yang tak selalu terlihat, dan dalam keyakinan yang ia tanamkan diam-diam.


Kisah Bu Halimah: Mengingat dengan Hati

Di sebuah sekolah negeri di pinggiran kota, ada seorang guru Bahasa Indonesia bernama Bu Halimah. Setiap tahun ia mendampingi lebih dari 150 siswa. Namun yang istimewa, bukan hanya caranya mengajar, tetapi caranya mengingat—satu per satu nama muridnya, beserta impian, kecemasan, dan potensi mereka.

Suatu hari, seorang siswa pemalu bernama Rian nyaris berhenti sekolah. Ia merasa tak punya masa depan, tak cukup pintar, tak punya tempat. Bu Halimah tidak menasihati panjang lebar. Ia hanya bertanya dengan lembut:

“Kalau kamu bisa menjadi apa saja di dunia ini, kamu ingin jadi apa?”

Dari percakapan sederhana itu, terangkatlah impian yang selama ini tertimbun. Hari ini, Rian telah tumbuh menjadi penulis buku motivasi, dan dalam setiap wawancara, ia selalu menyebut satu nama yang mengubah hidupnya: Bu Halimah.


Mengapa Sosok Ini Begitu Penting?

Karena dalam dunia pendidikan, anak-anak tak hanya datang untuk belajar, mereka datang untuk merasa dihargai. Mereka mencari arah, makna, dan tempat untuk tumbuh. Dan hanya guru yang mengajar dengan cinta yang mampu memberi itu semua.

Murid tidak selalu mengingat semua materi, tapi mereka akan selamanya mengingat:

  • siapa yang pertama kali berkata, “Kamu bisa,” saat semua orang meragukan.
  • siapa yang tetap percaya, bahkan ketika mereka sendiri kehilangan harapan.
  • siapa yang melihat cahaya kecil dalam gelapnya keyakinan diri mereka.

Guru yang dirindukan adalah ia yang menanamkan keyakinan dalam diam. Ia menyentuh masa depan, bahkan ketika ia tak lagi berada di sana.

Dan ketika murid-murid itu dewasa, berdiri di atas pencapaian masing-masing, mereka akan menoleh ke belakang, mengenang satu nama yang tak tergantikan.

“Aku sampai di sini… karena dulu ada satu guru yang percaya padaku, bahkan saat aku belum percaya pada diriku sendiri.”


Penutup: Mari Menjadi Guru yang Dirindukan

Di tengah dunia yang semakin sibuk, dalam pusaran administrasi dan tuntutan kurikulum, semoga kita tak lupa satu hal penting:
Anak-anak mungkin tak selalu mengingat apa yang kita ajarkan, tapi mereka tak akan pernah lupa bagaimana kita memperlakukan mereka.

Jadilah guru yang bukan hanya dikenang di kelas, tetapi dirindukan sepanjang masa.
Karena guru sejati, tidak sekadar hadir saat mengajar—ia tinggal dalam hati, lama setelah muridnya pergi. Doni TP

Dapatkan informasi terbaru dari kami

Dengan menekan tombol Subscribe, Anda mengonfirmasi bahwa Anda telah membaca dan menyetujui Kebijakan Privasi dan Persyaratan Penggunaan kami.
Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Jadilah Siswa yang Unik